Selasa, 08 Desember 2009

Aliran-Aliran dalam Karya Sastra

1. Realisme, yaitu aliran yang melukiskan keadaan atau peristiwayang sesuai dengan kenyataannya, tidak ditambahkan atau dikurangi. Realisme mengungkapkan hal-hal yang baik atau tidak menyinggung perasaan orang lain. Sebagian karya angkatan ’45 beraliran realisme.
Contoh: Puisi berjudul Pertemuan karya Chairil Anwar

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tantang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi


2. Naturalisme, yaitu aliran yang melukiskan sesuatu sesuai dengan kenyataannya. Bedanya dengan realisme, naturalisme memandang sesuatu dari sudut jeleknya saja.
Contohnya, roman atau cerpen karya Moetinggo Busye.


3. Neo-naturalisme, yaitu aliran yang tidak hanya menekankan sudaut yang jelek, tapi juga sudut yang baik.
Contoh: Katak Hendak Jadi Lembu karya Nur Sutan Iskandar.

4. Ekspresionisme, yaitu aliran yang menekankan pada segenap perasaan atau jiwa.
Contoh: puisi berjudul Doa karya Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling


5. Impresionisme, yaitu aliran yang melukiskan sesuatu berdasarkan kesan-kesan sepintas saja, peristiwa atau suatu benda yang ditemui atau hal-hal yang penting saja.

Contoh: puisi berjudul Ngari Sianok karya Rifai Ali

Berat himpitan gunung Singgalang
Atas daratan di bawahnya
Hingga tengkah tak alang-alang
Ngarai lebar dengan dalangnya
Bumi runtuh-runtuh juga
Seperti beradab-adab yang lepas
Debumnya hirap dalam angkasa
Derumnya lenyap di sawah luas
Dua penduduk di dalam ngarai
Mencangkul ladang satu-satu
Menyabit di sawah bersorak-sorai
Ramai kerja sejak dulu
Bumi runtuh-runtuh jua
Mereka hidup bergiat terus
Seperti si Anok dengan rumahnya
Diam-diam mengalir terus


6. Determinisme, yaitu aliran yang melukiskan suatu kejadian atau peristiwa dari sudut jeleknya, bisa berupa ketidakadilan, penyelewengan, dan sebagainya. Sebagian karya angkatan ’66 beraliran determinisme.
Contoh: puisi berjudul Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta

7. Surealisme, yaitu aliran yang melukiskan sesuatu secara berlebihan dan terkadang sulit diikuti dan dipahami pembaca. Contohnya cerpen Lebih Hitam dari Hitam karya Iwan Simatupang, novel berjudul Behaia karya Toto Sudarto Bachtiar, dan sebagainya.
Contoh: puisi berjudul Pot karya Toto Sudarto Bachtiar.

Pot apa pot itu kaukah pot aku
Pot pot pot
Yang jawab pot pot pot kaukah pot itu
Yang jawab pot pot pot kaukah pot itu
Pot pot pot
Pot apa pot itu kaukah pot aku


8. Romantisme, yaitu aliran yang melukiskan sesuatu secara sentimentil dan penuh perasaan. Prosa yang termasuk dalam aliran ini adalah Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka, Dian Tak Kunjung Padam karya S.T. Alisyahbana, dan sebagainya
Contoh: puisi berjudul Cintaku jauh di Pulau karya Chairil Anwar.

Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bukan memancar
Di leher kukalungkan oleh-oleh buat si pacar
Angin membantu, laut terang, tapi tersa
Aku tidak ‘kan sampai padanya
Di air tenang, angin mendayu
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertahta, sambil berkata
“Tujukan perahu ke pelabuhanku saja”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku
Manisku jauh di pulau
Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri


9. Idealisme, yaitu aliran yang melukiskan hal-hal yang utuh gagasan, cita-cita, atau pendirian.
Contoh: puisi bejudul Aku karya Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorangpun kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


10. Simbolisme, yaitu aliran yang menggunakan simbol atau isyarat untuk menutupi kebenaran atau maksud sesungguhnya. Aliran ini muncul pada masa Jepang. Contohnya Drama berjudul Taufan di Atas Asia karya El Hakim.

11. Psikologisme, yaitu aliran yang menekankan pada aspek-aspek kejiwaan. Contohnya Novel berjudul Telegram karya Putu Wijaya, Merahnya Merah karya Iwan Simatupang, dan lain-lain.

12. Didaktisme, yaitu aliran yang menekankan pada aspek-aspek pendidikan. Contohnya Salah Asuhan karya Abdul Muis. Terlebih lagi pada sastra lama banyak sekali karya yang bersifat mendidik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar