Sabtu, 22 Januari 2011

PUISIKU

PANTAI TERAKHIRKU



pasir lembut bermain di kakiku

sedangkan senja menari di pelabuhan

kapal-kapal mulai bersandar

pada deburan ombak lirih menerpa tubuhku



nelayan pulang ke gubuk tua

memandangku dengan lesu

bajuku dikoyak angin senja

tubuhku mengigil diguyur ombak

camar meneriakkan kesedihan

hatiku terkoyak pilu



kau tinggalkan goresan pilu diujung pantai

laut tak ramah padaku

membawa keraguanku padamu

letakan cintaku di tengah karang

tinggalkan punggungmu untukku

kan kupeluk lirih bayanganmu

atau ku sentuh saja dengan hatiku

malam menepuk pundakku

kelam menyelimuti pantai terakhirku

sekalian aku ucapkan rinduku padamu

(by : utusan tanda)


DATANGLAH PADAKU


Di atas padang asmara

secuil hatiku tergadai

pada bebatuan rumput yang kering

sejuta tanya tertulis pada debu

lenyap bersama satu harapan

mimpiku tertahan di tengah malam

terukir pada angin yang datang padaku

letakkan tanganmu di atas pangkuanku

lihat ku tulis namamu di hatiku

tidakkah kau rasa

burung di tengah padang tersenyum padaku

datanglah padaku seperti awan pada angin

(by: utusan tanda)



TIDAKKAH KAU PAHAM


teriakanku tertahan sudah

terbenam dalam sudut keangkuhanmu

langkahku tertahan sudah

disebagian kata-katamu

tak bisa kujelaskan putaran gasing di kepalaku

atau keringnya hatiku padamu

terpuruk diantara kelemahanku

aku terdiam pagi itu

tak kudengar lagi kicau burung yang merdu

atau sekumpulan kupu-kupu yang menari di tanganku

berlalu hatiku dalam resah pagi itu

lihatlah mentaripun terasa menjauh dariku

tutuplah arogan di dalam pelukanku

tersenyumlah padaku seperti yang lalu

tak sanggup diriku terdampar seperti ini

biduk milikku semakin rapuh

sedangkan tetap kau tak mampu memahamiku

(by: utusan tanda)



JIWAKU BERKATA


Aku terjaga dari mimpiku

memandang gelap di balik langkah

tidakkah itu bayangan diriku

seribu kata telah terucap

bersenandung di malam kelam

menatap wajahku sendiri dalam remang senja itu

seribu dosaku tertulis di kegelapan

tak mampu bibirku terucap

begitu dalam menghantui diriku

katakan padaku...

apakah bintang kan bersinar untukku

apakah mentari esok masih menyinariku

jiwaku mengambang di dalam kegelisahan ini

tunjukkan satu kata untukku

ingin kuteriakkan namaMu Yaa Robb

tangisku tertahan di pagi hening

terasa langkahku terhenti sesaat lagi

Akankah ini batas usiaku....


(by: utusan tanda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar