Selasa, 08 Desember 2009

Puisi Lama

JENIS-JENIS PUISI LAMA INDONESIA

1. Pantun

Pantun adalah puisi lama yang terdiri atas empat baris dalam satu bait. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran,sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi dan bersajak ab-ab. Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi:

a) Pantun anak-anak, terbagi menjadi:

Pantun anak-anak jenaka

Contoh:
Sungguh elok asam belimbing
Tumbuh dekat limau lunga
Sungguh elok bebibir sumbing
Walaupun marah tertawa juga

Pantun anak kedukaan

Contoh:
Senagin lauk rang tiku
Diatur dengan duri pandan
Menangis anak duduk di depan pintu
Melihat ayah pergi berjalan

Pantun anak teka-teki

Contoh:
Taruhlah puan diaatas pati
Benang sutra dilipat jangan
Kalau tuan bijak lestari
Binatang apa susu delapan

b) Pantun muda-mudi, terbagi menjadi:

Pantun muda-mudi kejenakaan

Contoh:
Ya Illahi Tuhanku Robbi
Kayu yang rendah menjadi tinggi
Selama kucing tidak bergigi
Tikus tiada sopan lagi

Pantun muda-mudi dagang

Contoh:
Seanggit paku lembayung
Gelinggang ada di bawa pundak
Menangis merengkuh dayung
Hendak pulang tak beremas lagi

Pantun muda-mudi cinta-kasih

Contoh:
Berlayar masuk muara kedah
Patah tiang timpa kemudi
Sekuntum bunga terlalu indah
Sekalian sumbang asyik berani

Pantun muda-mudi ejekan

Contoh:
Laksamana berbaju besi
Masuk ke hutan memotong rotan
Tuan laksana lembu kasi
Gelak sahaya tidak melawan

c) Pantun tua, terbagi menjadi:

Pantun tua kiasan

Contoh:
Tingkap papan kayu persegi
Riga-riga di pulau angsa
Indah tampan karena budi
Tinggi bangsa karena basa

Pantun tua nasihat

Contoh:
Berburu ke padang datar
Dapat rusa belang kaki
Kalau berburu kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi

Pantun tua adat

Contoh:
Berek-berek turun ke bumi
Dari semak turun ke padi
Dari nenek turun ke mamak
Dari mamak turun ke bumi

Pantun tua agama

Contoh:
Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tak sembahyang

Pantun tua dagang

Contoh:
Hari gelap jangan bingung
Niscaya kita cepat tidur
Jangan alpa panjatkan syukur

2. Talibun

Talibun merupakan pantun yang jumlah baris setiap baitnya lebih dari empat, jumlah baris kalimat setiap baitnya selalu berjumlah genap atau kelipatan genap (enam, delapan, dan seterusnya). Misalnya, jika dalam satu bait ada enam baris, maka tiga baris pertama adalah sampiran dan tiga baris berikutnya adalah isi.

Contoh:

Mendaki bukit tempurung
Menurun ke yanjung lalang
Membawa rotan dua lembar
Kami mendengar berita burung
Bunga larangan sudah hilang
Kumbang mana yang mengambilnya

3. Seloka atau pantun berbingkai

Seloka adalah pantun yang kalimat atau baris kedua dan keempat pada bait sebelumnya diulang kembali menjadi kalimat atau baris kesatu dan kedua pada bait berikutnya.

Contoh:

Seganda gugur di halaman
Daun melayang masuk kulah
Dengan adinda minta berkenalan
Rindunya bukan ulah-ulah
Daun melayang masuk kulah
Batang berangan di tepi paya
Rindunya bukan ulah-ulah
Jangan tuan tidak percaya

4. Gurindam atau sajak dua seuntai

Gurindam adalah puisi lama yang mengandung nasihat, bersifat mendidik yang terdiri atas dua baris setiap baitnya dan bersajak a-a. Baris pertama merupakan syarat yang menyatakan pikiran atau peristiwa, sedangkan baris kedua menyatakan keterangan atau penjelasan dari baris pertama.

Contoh:

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegahnya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah dia dunia mudarat
(Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji pasal 9)

5. Syair
Syair termasuk jenis puisi lama yang terdiri atas empat baris dalam satu bait, bersajak aa-aa yang setiap baris merupakan isi.

Contoh:

Sengsara gerangan takdirnya untung
Sebagai nasib si bunga betung
Hanyut di sungai terkatung-katung
Diejekkan kera dan lutung

6. Mantera

Mantera adalah karya sastra lama yang berisikan puji-pujian terhadap sesuatu yang gaib atau dikeramatkan, seperti dewa-dewa, roh-roh, binatang-binaang, atau Tuhan. Biasanya mantera diucapkan oleh pawing atau dukun pada saat mengadakan upacara keagamaan.

Contoh:

Hai Tok Mambang Putih, Tok Mambang Hitam,
Yang diam di bulan dan matahari,
Melimpahkan sekalian alam asalnya pawing,
Menyampaikan sekalian hajatku,
Melakuakna kehendakku,
Assalamualaikum!

7. Masnawi

Masnawi adalah puisi Arab yang berisi puji-pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.

Contoh:

UMAR
Umar yang paling adil dengan perinya
Nyatalah pun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Inilah yang benar dan sungguh
Dengan bedah antara isi alam
Ialah yang besar pada siang malam
Lagipula yang menjauhkan segala syar
Imamullah di dalam padang mahsyar
Barang yang hak Ta’ala katakana itu
Maka katanya yang sebenarnya begitu

8. Ruba’I

Ruba’I adalah puisi Arab yang berisikan hal-hal yang berhubungan dengan nasihat-nasihat bersifat pemujaan.

Contoh:

MANUSIA
Subhanallah apa hal segala manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah itu kujadikan tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu padanya terlalu mulia

9. Kit’ah

Kit’ah adalah puisi Arab yang berisikan nasihat-nasihat yang bersifat mendidik.

Contoh:

Jikalah dalam tanah pada ikhwal sekalian
Tiadakah kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan
Fana juga sekalian yang ada, dengarkanlah yang Allah berfirman
Kulluman’alaihi Famin, yaitu barang siapa yang di atas bumi itu lenyap

10. Nazam

Nazam adalah puisi Arab yang berisikan tentang ceruta hamba sahaya, raja, sultan, pangeran, atau bangsawan istana.

Contoh:

Bahwa bagi raja sekalian
Hendak ada menteri demikian
Yang pada suatu pekerjaan
Sempurnakanlah segala kerajaan
Menteri inilah maha tolan raja
Dan peti segenap rahasia sahaja
Karena kata raja itu katanya
Esa artinya dan dua adanya
Maka menteri yang demikianlah perinya
Ada keadaan raja dirinya
Jika rapat dapat adanya itu
Dapat peti rahasianya di situ

11. Gazal

Gazal adalah puisi Arab yang berisikan cinta kasih.
Contoh:

Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga
Dan nyawaku pun, mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Jika seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia juga
Hanya jika pada nyawa itu yang menghidupkan sementara nyawa manusia juga
Dan menghilangkan cinta pun itu kekasihnya yang setia juga
Kekasihku itu yang menengak hatiku dengan rahasia juga
Bukhari yang ada nyawa itu adalah berbahagia juga

Aliran-Aliran dalam Karya Sastra

1. Realisme, yaitu aliran yang melukiskan keadaan atau peristiwayang sesuai dengan kenyataannya, tidak ditambahkan atau dikurangi. Realisme mengungkapkan hal-hal yang baik atau tidak menyinggung perasaan orang lain. Sebagian karya angkatan ’45 beraliran realisme.
Contoh: Puisi berjudul Pertemuan karya Chairil Anwar

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tantang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi


2. Naturalisme, yaitu aliran yang melukiskan sesuatu sesuai dengan kenyataannya. Bedanya dengan realisme, naturalisme memandang sesuatu dari sudut jeleknya saja.
Contohnya, roman atau cerpen karya Moetinggo Busye.


3. Neo-naturalisme, yaitu aliran yang tidak hanya menekankan sudaut yang jelek, tapi juga sudut yang baik.
Contoh: Katak Hendak Jadi Lembu karya Nur Sutan Iskandar.

4. Ekspresionisme, yaitu aliran yang menekankan pada segenap perasaan atau jiwa.
Contoh: puisi berjudul Doa karya Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling


5. Impresionisme, yaitu aliran yang melukiskan sesuatu berdasarkan kesan-kesan sepintas saja, peristiwa atau suatu benda yang ditemui atau hal-hal yang penting saja.

Contoh: puisi berjudul Ngari Sianok karya Rifai Ali

Berat himpitan gunung Singgalang
Atas daratan di bawahnya
Hingga tengkah tak alang-alang
Ngarai lebar dengan dalangnya
Bumi runtuh-runtuh juga
Seperti beradab-adab yang lepas
Debumnya hirap dalam angkasa
Derumnya lenyap di sawah luas
Dua penduduk di dalam ngarai
Mencangkul ladang satu-satu
Menyabit di sawah bersorak-sorai
Ramai kerja sejak dulu
Bumi runtuh-runtuh jua
Mereka hidup bergiat terus
Seperti si Anok dengan rumahnya
Diam-diam mengalir terus


6. Determinisme, yaitu aliran yang melukiskan suatu kejadian atau peristiwa dari sudut jeleknya, bisa berupa ketidakadilan, penyelewengan, dan sebagainya. Sebagian karya angkatan ’66 beraliran determinisme.
Contoh: puisi berjudul Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta

7. Surealisme, yaitu aliran yang melukiskan sesuatu secara berlebihan dan terkadang sulit diikuti dan dipahami pembaca. Contohnya cerpen Lebih Hitam dari Hitam karya Iwan Simatupang, novel berjudul Behaia karya Toto Sudarto Bachtiar, dan sebagainya.
Contoh: puisi berjudul Pot karya Toto Sudarto Bachtiar.

Pot apa pot itu kaukah pot aku
Pot pot pot
Yang jawab pot pot pot kaukah pot itu
Yang jawab pot pot pot kaukah pot itu
Pot pot pot
Pot apa pot itu kaukah pot aku


8. Romantisme, yaitu aliran yang melukiskan sesuatu secara sentimentil dan penuh perasaan. Prosa yang termasuk dalam aliran ini adalah Di Bawah Lindungan Ka’bah karya Hamka, Dian Tak Kunjung Padam karya S.T. Alisyahbana, dan sebagainya
Contoh: puisi berjudul Cintaku jauh di Pulau karya Chairil Anwar.

Cintaku jauh di pulau
Gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bukan memancar
Di leher kukalungkan oleh-oleh buat si pacar
Angin membantu, laut terang, tapi tersa
Aku tidak ‘kan sampai padanya
Di air tenang, angin mendayu
Di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertahta, sambil berkata
“Tujukan perahu ke pelabuhanku saja”
Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku
Manisku jauh di pulau
Kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri


9. Idealisme, yaitu aliran yang melukiskan hal-hal yang utuh gagasan, cita-cita, atau pendirian.
Contoh: puisi bejudul Aku karya Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorangpun kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi


10. Simbolisme, yaitu aliran yang menggunakan simbol atau isyarat untuk menutupi kebenaran atau maksud sesungguhnya. Aliran ini muncul pada masa Jepang. Contohnya Drama berjudul Taufan di Atas Asia karya El Hakim.

11. Psikologisme, yaitu aliran yang menekankan pada aspek-aspek kejiwaan. Contohnya Novel berjudul Telegram karya Putu Wijaya, Merahnya Merah karya Iwan Simatupang, dan lain-lain.

12. Didaktisme, yaitu aliran yang menekankan pada aspek-aspek pendidikan. Contohnya Salah Asuhan karya Abdul Muis. Terlebih lagi pada sastra lama banyak sekali karya yang bersifat mendidik.

Senin, 07 Desember 2009

puisi baru

A.MACAM-MACAM PUISI BARU

1. DISTIKHON
Distikhon adalah sajak 2 seuntai, biasanya bersajak sama.
Contoh :

berulang aku mencari
namun dirimu telah pergi

jangan tinggalkan hari ini
karena banyak ilmu menanti

2. TERZIN
Terzin adalah sajak 3 seuntai.
Contoh :

di tepian hati bahagia datang
Tersenyum laksana permata
mewangi laksana cendana

jika cinta datang membayang
laksana hari berseri-seri
tersenyum laksana sari

3. KUATRIN
Kuatrin adalah sajak 4 seuntai
Contoh :
Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau

Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)

4. KUIN
Kuin adalah sajak 5 seuntai
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan

Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan

Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

5. SEKSTET
Sekstet adalah sajak 6 seuntai.
Contoh :
kapal mengembara mencari cinta
berpeluk awan di tengah samudra
laut tersenyum pada nahkoda
camar teriak pekikkan gelora
di dasar laut indah permata
nyanyikan alam mengalun sukma

(utami)

6. SEPTIM
Septim adalah sajak 7 seuntai.
Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)

7. OKTAF
Oktaf adalah sajak 8 seuntai
Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)

8. SONETA
Soneta adalah puisi baru dari Itali yang umumnya tersusun atas 14 baris, dalam bebrapa bait.
Contoh:
Menyesal

Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi
Beta legah di masa muda
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta

Ah apa guna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma

Kepada yanng muda kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju ke arah padang bakti

(Ali Hasjmy)


9. SAJAK BEBAS
Mulai angkatan 45 muncul sajak bebas, yaitu sajak yang tidak terikat kepada ikatan-ikatan puisi atau ikatan-ikatan pada sajak seperti lazimnya. Tidak terikat pada irama, bentuk, dan rima.

Contoh:

ISA

kepada nasrani sejati
Itu tubuh
mengucur darah
mengucur darah

rubuh
patah

mendampar tanya: aku salah?

kulihat tubuh mengucur darah
aku berkaca dalam darah

terbayang terang di mata masa
bertukar rupa ini segara

mengatup luka

aku bersuka
Itu tubuh
mengucur darah
mengucur darah

(Chairil Anwar)